Latest Post

 


Padang — Tokoh muda Sumatera Barat, Evi Yandri, resmi menahkodai Pemuda Panca Marga (PPM) Sumatera Barat untuk periode 2025–2030. Kepemimpinan Evi Yandri diharapkan mampu membawa PPM Sumbar semakin maju dan berperan strategis dalam pembinaan generasi muda.

Evi Yandri merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat. Pengalaman dan kiprahnya di dunia politik serta organisasi dinilai menjadi modal penting dalam memperkuat peran PPM sebagai organisasi kepemudaan yang berlandaskan nilai-nilai kejuangan dan nasionalisme.

Dalam sambutannya, Evi Yandri menegaskan komitmennya untuk membangun PPM Sumbar yang solid, progresif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya konsolidasi organisasi hingga ke tingkat daerah serta peningkatan kualitas kader melalui berbagai program pembinaan.

“PPM Sumbar harus menjadi rumah besar bagi generasi muda yang memiliki semangat juang, cinta tanah air, dan kepedulian sosial. Kita ingin PPM hadir dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Evi Yandri.

Di bawah kepemimpinannya, PPM Sumbar akan mendorong berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan kebangsaan, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Evi Yandri juga berharap PPM dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung pembangunan Sumatera Barat.

Dengan kepemimpinan Evi Yandri sebagai nahkoda baru, PPM Sumbar optimistis mampu berkontribusi lebih besar dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, berdaya saing, dan berjiwa nasionalis pada periode 2025–2030.








PADANG--Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat (Dinsos Sumbar) terus mengkoordinir pengoperasian dapur umum (DU) di seluruh wilayah terdampak bencana hidrometeorologi di Sumbar. Sejauh ini, 59 DU masih dioperasikan oleh 605 Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) secara bergantian, dan telah menyalurkan puluhan ribu nasi bungkus untuk korban bencana.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, melalui Kepala Dinsos Sumbar, Syaifullah, Selasa (12/12/2025). Selain mengoperasikan langsung dua DU di Kantor Dinsos Provinsi dan di Kampung Tanjung Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Dinsos Sumbar juga terus mendukung pelaksanaan 57 DU di kabupaten/kota terdampak.

"Untuk DU yang dioperasikan oleh Dinsos Sumbar di Kota Padang, sejauh ini kita sudah distribusikan lebih 18 ribu bungkus nasi. Sedangkan 57 DU lain yang tersebar di kabupaten/kota, setidaknya memproduksi 600 bungkus nasi dalam sehari," ujar Syaifullah.

Syaifullah juga menyebutkan, Dinsos Sumbar masih terus berkoordinasi untuk menyalurkan logistik dan kebutuhan di setiap DU tersebut. Termasuk untuk DU yang didirikan oleh Baznas, Kodam XX/TIB, Dinsos Kabupaten/Kota, hingga DU yang didirikan secara mandiri oleh masyarakat.

"Kita juga mengapresiasi ratusan Tagana Sumbar yang terlibat dalam pelaksanaan dapur umum dan melayani pengungsi. Tak kurang dari 605 orang Tagana Sumbar yang terlibat secara bergantian. Ditambah juga dengan Tagana yang datang dari provinsi lain seperti dari Jawa Tengah dan Kalimantan, yang ikut membantu pengoperasian dapur umum," katanya lagi.

Setiap DU, kata Syaifullah, menyiapkan paket nasi bungkus sesuai dengan jumlah kebutuhan warga terdampak di setiap wilayah, termasuk bagi pengungsi yang saat ini berjumlah 15.878 jiwa di seluruh Sumbar. Menu yang diberikan terdiri dari nasi, sumber protein, serta sayur-sayuran. Selain itu, DU juga ikut mengkoordinir bantuan nasi bungkus yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk kemudian disalurkan bagi warga terdampak bencana.

“Makanan yang dihasilkan dari DU ditujukan untuk warga yang masih bertahan di pengungsian, serta bagi mereka yang sudah pulang ke rumah masing-masing. Tentunya kebutuhan logistik untuk pelaksanaan DU ini cukup banyak, karena banyak warga yang terdampak. Oleh karena itu, kita juga mendapatkan dukungan dari Kemensos, serta dari instansi lembaga terkait lainnya,” ujar Syaifullah lagi. (dinsos/rel)

 


Jakarta – Senator asal Sumatera Barat, Cerint Iralloza Tasya, menyuarakan keberatan terhadap kebijakan pemerintah pusat terkait pemotongan dana Transfer ke Daerah (TKD). Ia meminta agar kebijakan tersebut segera ditinjau ulang, terutama bagi daerah yang sedang menghadapi bencana.

Cerint menegaskan bahwa tiga provinsi—Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Nanggroe Aceh Darussalam—saat ini sangat membutuhkan dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Ketiga wilayah tersebut terdampak banjir bandang yang menyebabkan kerugian besar, sehingga memerlukan bantuan maksimal untuk proses pemulihan.

“Dana TKD sangat dibutuhkan oleh daerah-daerah yang sedang tertimpa bencana. Pemotongan anggaran ini akan semakin memberatkan mereka dalam penanganan dan pemulihan pascabencana,” ujar Cerint dalam pernyataannya.

Sementara itu, pemerintah pusat sebelumnya meminta setiap daerah untuk semakin mandiri dalam pengelolaan anggaran. Namun, Cerint menilai bahwa kebijakan kemandirian tersebut tidak bisa diterapkan secara kaku, terutama dalam situasi darurat seperti bencana alam.

“Daerah yang sedang berjuang bangkit dari bencana tentu tidak bisa langsung mandiri. Mereka butuh dukungan nyata dari pemerintah pusat. Oleh sebab itu, saya memohon agar kebijakan pemotongan TKD dapat ditinjau kembali,” tegasnya.

Cerint berharap pemerintah dapat melihat situasi secara objektif dan mempertimbangkan kondisi kemanusiaan di wilayah-wilayah terdampak, demi mempercepat pemulihan dan meringankan beban masyarakat.






 


Sumbar — Dalam helai-helai pagi yang masih menyimpan getir lumpur dan reruntuhan akibat banjir galodo, Senator DPD RI asal Sumatera Barat, Cerint Iralloza Tasya, menyusuri lokasi terdampak di Pesisir Selatan. Kehadirannya membawa secercah harapan bagi warga yang sejak beberapa hari terakhir berjibaku dengan sisa-sisa bencana.

Di tengah aroma tanah basah dan suara alat berat yang sesekali meraung, sang senator menyerahkan bantuan sembako kepada para korban. Satu per satu warga menyambutnya dengan mata yang menyimpan lelah, namun tetap menyala oleh rasa syukur. Bantuan itu bukan sekadar beras dan kebutuhan pokok; ia menjadi tanda bahwa mereka tidak berdiri sendiri dalam menghadapi cobaan alam ini.

Dalam kesempatan tersebut, Cerint Iralloza Tasya menegaskan bahwa penanganan pascabencana tidak boleh berjalan setengah hati. Ia meminta seluruh stakeholder terkait untuk proaktif, tidak hanya hadir saat krisis memuncak, tetapi juga saat masa pemulihan yang jauh lebih panjang.

Kita tidak bisa membiarkan masyarakat menunggu tanpa kepastian. Penambahan alat berat, khususnya ekskavator, mutlak diperlukan agar proses pemulihan bisa dipercepat. Setiap jam sangat berarti bagi warga yang kehilangan rumah, tanah, dan harapan,” ujarnya dengan suara tegas namun sarat empati.

Senator itu juga menekankan pentingnya koordinasi lintas lembaga, agar tanggapan terhadap bencana tidak terputus-putus, melainkan mengalir seperti satu gerak yang selaras. Ia berharap pemerintah daerah, BPBD, hingga unsur TNI–Polri dapat memperkuat sinergi demi percepatan pemulihan.

Kunjungan Cerint Iralloza Tasya meninggalkan jejak kehangatan di tengah dinginnya abu bencana. Meski banjir galodo telah merenggut banyak hal, kehadiran tangan-tangan peduli kembali menyalakan keyakinan bahwa Pesisir Selatan mampu bangkit—pelan namun pasti, seteguh akar yang tetap mencengkeram tanah meski badai datang berulang.


‎Padang — Krisis pasokan air bersih yang melanda sebagian wilayah Kota Padang tak membuat jajaran Perumda Air Minum Kota Padang surut langkah. Di tengah kualitas air baku yang memburuk akibat lumpur dan kerusakan sejumlah intake, para petugas tetap berjibaku siang dan malam agar air tetap mengalir ke rumah-rumah warga.
‎Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menegaskan bahwa pihaknya bersama Pemerintah Kota Padang bekerja tanpa mengenal tanggal merah, hari libur, ataupun kondisi darurat.
‎“Kami dari Perumda Air Minum Kota Padang dan Pemerintah Kota Padang tidak mengenal kata tanggal merah maupun hari libur. Prinsip kami satu, bagaimana persoalan air ini bisa kami selesaikan sampai tuntas,” tegas Hendra, Rabu (10/12/2025).
‎Kualitas Air Baku Memburuk, Produksi Turun Drastis
‎Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi Perumda Air Minum Kota Padang adalah kualitas air baku yang sangat buruk, dipenuhi lumpur tebal akibat cuaca ekstrem dan gangguan hidrologi di hulu.
‎Kondisi ini membuat kapasitas produksi air tidak dapat dimaksimalkan sepenuhnya.
‎“Dari kualitas air baku yang ada sekarang, kita hanya mampu memproduksi sekitar 60 persen saja dari potensi normal,” ungkap Hendra.
‎Secara angka, saat ini Perumda hanya mampu melakukan produksi sekitar 1.800 liter per detik, dengan kapasitas pengolahan efektif 1.200 liter per detik. Angka ini masih jauh dari kondisi ideal untuk melayani kebutuhan masyarakat Kota Padang secara optimal.
‎7 Intake Rusak Parah, 5 Sudah Ditangani Darurat
‎Tak hanya persoalan kualitas air baku, kerusakan berat pada infrastruktur intake turut memperparah kondisi produksi. Dari total intake yang terdampak, sebanyak 7 unit mengalami kerusakan parah.
‎Namun di tengah keterbatasan, upaya darurat terus dilakukan.
‎“Dari tujuh intake yang rusak, lima sudah berhasil kami tangani secara darurat agar tetap bisa berfungsi walau belum maksimal,” jelasnya.
‎Kini, tinggal dua titik krusial yang masih menjadi pekerjaan besar:
‎Intake Palukahan dengan kapasitas 300 liter per detik
‎Pompa Latung dengan kapasitas 200 liter per detik
‎Kedua titik ini menjadi kunci penting untuk memulihkan distribusi air ke ribuan pelanggan yang terdampak.
‎Petugas Bekerja Tanpa Kenal Lelah
‎Di balik angka-angka produksi tersebut, terdapat perjuangan berat para petugas di lapangan. Mereka harus bergulat dengan lumpur tebal, arus sungai yang tidak stabil, serta risiko keselamatan yang tinggi. Tak jarang, pekerjaan dilakukan hingga larut malam bahkan menjelang subuh.
‎Dengan peralatan terbatas dan tekanan kebutuhan masyarakat yang tinggi, para teknisi Perumda Air Minum tetap berdiri di garis depan. Mereka memastikan pompa tetap berfungsi, pipa tetap tersambung, dan distribusi tetap berjalan meski dengan tekanan yang tidak normal.
‎“Air adalah kebutuhan hidup paling dasar. Selama masyarakat masih membutuhkan, kami tidak akan berhenti bekerja,” ujar salah seorang petugas di lokasi perbaikan intake.
‎Pemko Padang Turun Tangan, Pemulihan Terus Dipercepat
‎Hendra menegaskan bahwa Pemerintah Kota Padang juga turun langsung dalam upaya percepatan pemulihan, baik dari sisi pendanaan darurat, logistik peralatan, hingga dukungan personel.
‎Fokus utama saat ini adalah menyelesaikan dua titik intake tersisa agar kapasitas produksi dapat kembali meningkat secara bertahap.
‎Harapan untuk Warga: Bersabar, Pemulihan Terus Dikebut
‎Perumda Air Minum Kota Padang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan atas gangguan distribusi yang masih terjadi di beberapa wilayah. Masyarakat diminta bersabar, karena seluruh sumber daya saat ini difokuskan untuk memulihkan produksi dan stabilitas distribusi air.
‎“Kami mohon doa dan dukungan masyarakat. Insyaallah, semua permasalahan ini akan kami tuntaskan secara bertahap. Target kami satu: air tetap mengalir ke rumah warga,” pungkas Hendra.




‎Padang - Ketika banjir besar menghantam sejumlah wilayah Kota Padang dan Sumatera Barat, jaringan pelayanan air minum menjadi salah satu sektor yang paling terpukul. Aliran air baku terputus, akses menuju intake tertimbun material, pipa terseret arus, dan distribusi air bersih ke masyarakat terganggu. Namun di balik kepanikan itu, muncul satu cerita lain cerita tentang kolaborasi, solidaritas, dan kerja cepat lintas lembaga yang membuat pemulihan berjalan jauh lebih singkat dari perkiraan.
‎Direksi Perumda Air Minum Kota Padang, melalui Kasubag Humas Adhie Zein, menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah turun tangan, bahu-membahu membantu pemulihan layanan air bersih bagi ratusan ribu warga Kota Padang.
‎BWS V Sumatera & BPBPK: Garda Terdepan Pemulihan Infrastruktur Air Baku
‎Salah satu dukungan paling krusial datang dari Balai Wilayah Sungai (BWS) V Sumatera. Ketika akses menuju intake lumpuh dan sedimentasi menimbun jalur air baku, BWS V langsung mengirimkan alat berat excavator untuk:
‎membersihkan dan menormalisasi intake Kampung Koto,
‎membuka akses jalan menuju intake Palukahan,
‎serta membantu percepatan penanganan kerusakan jaringan.
‎“BWS V Sumatera hadir saat kami benar-benar membutuhkan dukungan teknis di lapangan. Tanpa mereka, waktu pemulihan bisa berkali-kali lipat lebih lama,” ujar Adhie Zein.
‎Peran sama kuatnya juga diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPBPK) Sumatera Barat. Di bawah kepemimpinan Ibu Maria Doeni Isa, BPBPK ikut turun langsung memantau kondisi kerusakan serta mengirimkan alat berat untuk membantu percepatan pemulihan.
‎BPBPK tak hanya memperkuat rekonstruksi, tetapi juga berkoordinasi dengan lintas kementerian untuk memastikan akses sanitasi dan air bersih tetap berjalan selama masa darurat.
‎Bantuan Pipa 1.500 Meter: Nafas Segar untuk Layanan Air Baku
‎Satu dukungan yang sangat berarti datang dari sinergi BWS V Sumatera dan BPBPK: bantuan pipa sepanjang ±1.500 meter.
‎Pipa ini menjadi “urat nadi” tambahan yang memungkinkan Perumda Air Minum Kota Padang mempercepat pemulihan sumber air baku dan memastikan suplai kembali mengalir ke wilayah terdampak.
‎“Bantuan pipa ini bukan sekadar material. Ini simbol kehadiran negara dalam krisis. Ini yang membuat pemulihan kami melesat lebih cepat,” kata Adhie.
‎Mobil Tangki: Lengan Distribusi Air Bersih di Tengah Krisis
‎Saat sebagian instalasi belum bisa beroperasi normal, berbagai instansi bergerak cepat membantu pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki.
‎Perumda AM Kota Padang menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada:
‎DAMKAR
‎PMI
‎Kementerian PUPR
‎BNPB
‎BPBD
‎PU Provinsi Sumatera Barat
‎PU Kota Padang
‎Mereka memastikan masyarakat tetap mendapatkan suplai air bersih meski sistem jaringan Perumda AM sedang dalam masa pemulihan.
‎“Koordinasi antarinstansi begitu cepat. Setiap hari mobil-mobil tangki ini menjadi tumpuan warga yang kesulitan air bersih. Ini kerja kemanusiaan yang tidak akan kami lupakan.”
‎Tokoh Publik & Lembaga yang Turut Menguatkan Pemulihan
‎Selain dukungan teknis, banyak pihak turut mengulurkan bantuan, tenaga, maupun perhatian, di antaranya:
‎PMI
‎Anggota DPR RI Andre Rosiade
‎Zigo Rolando
‎Albert Indra Lukman
‎BNPB & BPBD
‎Damkar
‎Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar
‎Dewan Pengawas Perumda Air Minum Kota Padang
‎Dinas Arsip dan Perpustakaan Sumbar
‎DLH
‎DPRD Sumbar & DPRD Kota Padang
‎PSDA
‎Hismawa Migas
‎LAZ
‎Alumni FK Unand
‎OJK
‎“Setiap pihak memiliki perannya masing-masing. Ada yang membantu logistik, ada yang memfasilitasi komunikasi, ada yang terjun langsung ke lapangan. Semua sama pentingnya.”
‎Direksi Perumda AM Kota Padang: “Ini Bukti Kita Tidak Sendiri”
‎Direksi menegaskan bahwa bencana ini menjadi pengingat betapa vitalnya pelayanan air minum, dan betapa kuatnya jaringan solidaritas di Sumatera Barat.
‎“Kami tidak pernah sendiri. Begitu banyak pihak yang datang tanpa diminta, bekerja tanpa pamrih, dan mendukung tanpa henti. Perumda Air Minum Kota Padang berdiri kembali karena kerja bersama ini.”
‎Kasubag Humas, Adhie Zein, menutup penyataan resminya dengan sebuah pesan:
‎“Atas nama Direksi, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Bantuan, perhatian, dan kerja sama ini adalah kehormatan bagi kami. Semoga sinergi ini terus terjaga, demi pelayanan air bersih yang lebih kuat, lebih tangguh.

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.