Payakumbuh --- Aliansi Mahasiswa Payakumbuh Limapuluh Kota turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Kota Payakumbuh, Jumat (9/9).
Mahasiswa yang didominasi oleh almamater hijau Universitas Andalas itu telah ditunggu oleh Wakil Ketua DPRD Wulan Denura serta Anggota DPRD Suparman, Yernita, dan Opetnawati. Tampak hadir Sekretaris DPRD Yon Refli dan Kapolres Payakumbuh AKBP Alex Prawira.
Aliansi Mahasiswa menyuarakan 4 tuntutan kepada para wakil rakyat serta membacakan puisi.
Pertama menolak kenaikan harga BBM karena erdampak buruk pada ekonomi masyarakat pasca pandemi. Kedua, menunda peoyek strategis nasional yang tak berdampak langsung, alihkan ke subsidi BBM.
Ketiga, meminta pemerintah dan SPBU untuk memperketat regulasi pemakaian BBM bersubsidi. Keempat, mendesak menteri keuangan melakukan transparansi dana subsidi BBM.
Wakil Ketua DPRD Wulan Denura mengatakan kondisi saat ini begitu genting, ribut, akibat kebijakan pemerintah yang meresahkan rakyat pasca pandemi Covid-19.
"Jujur, kami juga kaget dengan berita kenaikan BBM ini, kami berdiri di barisan mahasiswa, ingin agar BBM kembali ke harga semula," kata Wulan.
Politikus Gerindra itu juga merasakan bagaimana bertambah sulitnya ibu-ibu rumah tangga yang setiap hari antar anak pulang pergi ke sekolah, para ayah yang mencari nafkah.
"Makanya kami juga sepakat menolak. Terima kasih atas aksi ini, bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, kami sangat apresiasi semangat ini," ujarnya.
Wulan juga merasakan keluhan masyarakat, tuntuan yang disepakati hari ini akan disampaikan kepada pemerintah pusat.
"Kami mendukung mahasiswa yang membawa semangat rakyat, kapan perlu lebih ramai lagi yang ikut demo. Suarakan aspirasi masyarakat oleh mahasiswa yang hadir tak hanya dari Payakumbuh saja, tapi juga dari kota/kabupaten di Sumatera Barat," tegasnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Yernita terharu karena 4 orang anaknya saat ini juga menyandang status sebahai mahasiswa.
"Apa yang ananda rasakan, itu pula yang saya rasakan. Kebanggaan luar biasa bisa melihat kalian turun dan menyuarakan jeritan rakyat," katanya.
"Jerita mahasiwa adalah jeritan hati kami di DPRD. Kita sedih mengingat ada batas daya dan upaya selaku wakil rakyat di daerah, karena kebijakan ini dikeluarkan oleh pemerintah pusat bersama DPR RI," kata Yernita.
Di sisi Suparman dari Fraksi PKS menyatakan Fraksi PKS di seluruh Indonesia, mulai dari DPRD kota/kabupaten, provinsi, hingga DPR-RI sudah lebih dulu menolak bahkan sejak rencana kenaikan harga BBM.
"Kami tetap senada dengan rakyat, sejak awal menolak kenaikan harga BBM," tukuknya.
Untuk mengamankan jalannya demonstrasi, petugas kepolisian, satpol PP, dan dishub dikerahkan. (FS)
Post a Comment