Payakumbuh --- Penjabat Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda optimis dengan brand The City of Randang, Kota Payakumbuh mampu untuk sejajar dengan kota besar lainnya di Indonesia, selain karena menguatnya brand kota dengan aktivitas usaha IKM rendangnya, juga karena ada 5 hal yang menjadi alasan kuat untuk itu.
Rida saat diwawancara secara eksklusif oleh media ini, Senin (3/4) memaparkan pertama, Rendang merupakan masakan khas Tradisional Minang (Termasuk Payakumbuh); kedua, Rendang Sudah dikenal luas dan diakui kelezatannya oleh dunia sehingga memiliki potensi pasar yang sangat luas; ketiga, Payakumbuh Memiliki Kampung Rendang sejak tahun 2015, saat itu sudah ada 16 IKM (Dapur Randang) yang eksis berproduksi secara tradisional; keempat, Payakumbuh memiliki Sentra IKM Rendang yang selesai dibangun tahun 2018 yang disiapkan sebagai Inkubator Bisnis IKM Rendang dan mampu memproduksi rendang skala besar; dan yang kelima, sampai akhir tahun 2018, saat dideklarasikan branding “Payakumbuh The City Of Randang” sudah ada 37 IKM Rendang sebagai basis produksi.
Lalu, bagaimana proses membangun brand city tersebut? Rida Ananda menjelaskan pada tahun 2015 Pencanangan Kampung Rendang di Kelurahan Sungai Durian; 2017 pembangunan Sentra IKM Rendang di Kelurahan Padang Kaduduak; 2018 melengkapi Sarana Prasarana dan Peralatan Sentra IKM, dan Deklarasi Payakumbuh City Of Randang; 2019 melengkapi Standarisasi dan Sertifikasi Sentra IKM, dan Membentuk UPTD serta Mengembangkan Kerjasama Pemasaran; 2020 Standar ISO 22000, Operasional RPH Moderen Untuk Menunjang Kualitas Bahan Baku Daging; 2021 Launching School Of Randang (SOR) dan MoU dengan UNP untuk Pembangunan PRODI Kuliner Minang di Payakumbuh, Serta ambil Bagian dalam Program Spice Up The World; 2022 Ekspor Perdana Produk Sentra Rendang, dan Pembangunan Kampus Prodi Kuliner Minang UNP.
“Alhamdulillah dalam jangka waktu sekitar 8 tahun, kita bisa mewujudkan langkah-langkah strategis yang akan menunjang branding Kota Payakumbuh kedepan, ini tentu tidak mudah dan butuh komitmen kuat kita bersama,” ujarnya.
Rida menjelaskan, kuatnya semangat pelaku usaha rendang dalam berinovasi, tak hanya mumpuni memasak rendang dengan bahan baku daging, bahkan ada 23 varian rendang yang ada di Kota Payakumbuh. Seperti Rendang Daging, Suir Ayam, Suir Sapi, Rendang Paru Basah, Rendang Paru Kering, Rendang Telur, Rendang ikan tuna, Rendang ikan teri, Rendang ikan tongkol, Rendang Jamur, Rendang ubi, Rendang pare, Rendang jantung pisang, Rendang Jengkol, Rendang bebek, Rendang hati, Rendang lokan, Pasta Rendang, Rendang Daun Kayu, Rendang Nangka, Rendang Pakis, Bumbu Rendang, dan Rendang Tumbuk.
Yang jelas, kata Rida ada 3 faktor penopang penguatan branding The City of Randang kedepan, yakni kampung randang sebagai destinasi gastrowisata, sentra IKM sebagai pusat School of Randang, dan prodi kuliner minang UNP di payakumbuh sebagai pencetak sdm kuliner yang berdaya saing.
Namun, dalam wawancara bersama Rida, dia sempat menyinggung pernyataan yang sejalan dengan apa yang dipaparkannya saat presentasi penilaian Penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah (PPD) 2023 di kementerian beberapa waktu lalu. Yakni keberadaan School of Randang. Menurutnya, program ini, dilatarbelakangi oleh mulai memudarnya tradisi “marandang” dalam rangkaian upacara adat di Payakumbuh, masih rendahnya minat generasi muda terhadap entrepeneurship khususnya industri rendang, serta belum terhubungnya industri rendang dengan sektor pariwisata sehingga potensi gastrowisata belum optimal.
“Setidaknya ada 3 ruang lingkup yang bisa disentuh oleh School of Randang ini, yakni fungsi inkubator bisnis, fungsi literasi budaya, dan fungsi destinasi gastrowisata. Out come yang ingin kita capai adalah pelestarian budaya marandang, meningkatkan wirausaha muda khususnya di industri rendang, serta peningkatan kunjungan wisata ke Kota Payakumbuh,” terangnya.
Terakhir, Rida menjelaskan kalau School of Randang ini memiliki kurikulum yang tak hanya mengajarkan wisatawan untuk memasak rendang saja, tapi juga mengenal Payakumbuh, mengenalkan rendang, pengenalan bahan dan pengolahan rendang (tradisional/skala industri), serta pemasaran (online/offline), membaca pasar, inovasi, branding, serta packaging.
“Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia telah menetapkan School Of Randang dengan pusatnya di
Desa Wisata Padang Kaduduak, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Tapi untuk belajar merandang secara tradisional, wisatawan bisa langsung mengunjungi kampung rendang di Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, dan disana banyak menjual oleh-oleh khas Kota Payakumbuh,” pungkasnya. (MS)
#ADVETORIALRANDANGKOTAPAYAKUMBUH
Post a Comment