Payakumbuh – Bimtek Digitalisasi Pendidikan bagi Guru SMA sekota Payakumbuh, angkatan III dan IV, tahap IV, berakhir. Ditutup Kadis Pendidikan Sumbar diwakili Kabid PSMA Mahyan S.Pd, M.Pd, pada Senin, 31 Juli.
Saat menutup rangakaian kegiatan tersebut, Mahyan mengajak agar semua guru yang sudah memiliki tambahan bekal dari instruktur dan fasilitator pendidikan terbaik, hendaknya langsung mengaplikasikan ilmu yang didapatkan kepada semua peserta didik.
“Mereka sudah menunggu kedatangan bapak ibu semua. Saya pun yakin, bapak ibu sudah tidak sabar untuk langsung menerapkan di sekolah,” kata Mahyan disambut antusias para guru.
Berakhirnya kegiatan tersebut, sekaligus menandai usainya seluruh rangkaian kegiatan Bimtek dari Pokir Ketua DPRD Sumbar Supardi untuk guru SMA. Berikutnya akan diberikan untuk guru SMK.
Bimtek tersebut diikuti 200 orang. Dibagi menjadi empat angkatan. Setiap angkatan menjalani empat tahap bimbingan teknis.
Ketua DPRD Sumbar Supardi yang menjadi inisiator dari Bimtek tersebut menyebutkan, hal tersebut berawal dari penelitian ringan yang dijalaninya bahwa perlu ada sentuhan khusus kepada guru, terutama terkait dengan digitalisasi dan penanaman karakter kepada peserta didik.
Secara umum, katanya, sebahagian besar guru jauh tertinggal di bidang teknologi dari peserta didiknya, sementara kondisi kekinian, persoalan teknologi menjadi sebuah keharusan mutlak. Semakin tertinggal jauh jika diabaikan.
Di sisi lain, pembelajaran jika tidak diikuti dengan teknologi, akan membuat siswa jenuh dan merasakan tak menarik untuk mengikuti materi.
Menyikapi hal tersebut, Supardi mengalokasikan dana Pokir untuk bimbingan teknis kepada guru SMA dan SMK sekota Payakumbuh, tapi tak hanya soal digitalisasi, tetapi juga ditambah dengan psikologi.
Targetnya agar guru juga memahami karakter siswa secara utuh.
“Jika semua guru dapat memahami karakter siswanya, maka diyakini tidak akan ada lagi masalah di sekolah. Tak ada masalah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru mau pun antar sesama siswa dan sesama guru,” katanya.
Poin penting lainnya yang diberikan dalam Bimtek tersebut, guru dengan kesadaran sendiri mau melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri, terkait dengan kekurangan yang dimiliki lalu memiliki tekad dan optimistis untuk terus mengasah dan memperbaiki diri.
Ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka dengan sendirinya akan memberikan pula kesadaran agar setiap guru dan setiap sekolah memahami pentingnya arti sebuah kolaborasi.
Kolaborasi di sekolah, kolaborasi sesama guru, kolaborasi antar sekolah. Kolaborasi tersebut akan bermuara baiknya suasana antar guru, lingkungan sekolah dan antar sekolah.
Ajakan kolaborasi tersebut disampaikannya, sebab Supardi melihat dan merasakan masih tingginya tingkat persaingan antar guru.
“Jika persaiangan antar guru tersebut dibiarkan, atau Kepala Sekolah tak mampu mengakomodir atau menyelesaikannya, dikhawatirkan suasana sekolah tidak akan kondusif,” kata Supardi sembari menyebutkan, kekuatan sesungguhnya adalah pada tim yang kuat.
Agus Hilaluddin, instruktur pada Bimtek tersebut berharap, bekal yang sudah diberikan hendaknya dapat diaplikasikan secara nyata. Jika guru optimis dan optimal melaksanakan, diharapkan akan lahir anak-anak cerdas dan berkarakter dikemudian hari, sehingga menjadi pembeda antara pelajar dari Payakumbuh dengan daerah lain.
Di sisi lain, saat membuka Kepala Dinas Pendidikan Prov Sumbar Drs. Barlius, MM ketika membuka Bimtek untuk angkatan I dan II ditahap IV menyebutkan, program yang berasal dari Pokir Supardi tersebut langsung menyentuh sasaran.
Titik yang disasar sangat membutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang berhubungan langsung dengan tuntutan mereka hari ini dan masa datang.
Barlius juga mengatakan, komitmen Ketua DPRD Sumbar Supardi mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi Kota Digital, khususnya di bidang Pendidikan, sangatlah besar. (Rel/FS)
Post a Comment