Belajar Jadi Negarawan, Keharusan Politisi.
Maklumattnews.net, Ranah Minang dihebohkan dengan pernyataan Uni Puan Maharani beberapa hari yang lalu. Sampai-sampai ILC membedah khusus permasalahan ini dengan tema Sumbar belum Pancasila. Alhamdulillah berkat ILC tersebut sudah terang benderang bahwa sosok orang Minang merupakan aktor pembentuk Pancasila. Atau otaknya nilai-nilai Pancasila itu dari urang Minang.
Sehingga setiap orang berbicara Pancasila maka terbayanglah dibenaknya sosok orang Minang yang banyak memiliki jiwa bapak bangsa dan jiwa negarawan sejati. Walaupun kehidupan keseharian hanya membesarkan Ormas, mengelola dan membesarkan partai politik dengan Ideologi berbeda-beda yang dimiliki namun jiwa seorang negarawan tetap melekat.
Zaman serba keterbukan dan android ini sudah saatnya para politisi kembali bercerminkan dirinya kesosok negarawan dahulu untuk bisa membangun, membumikan Pancasilan dan kokohnya NKRI. Bila politisi sudah belajar menjadi negarawan maka diyakini kegaduhan akibat ucapan seperti Mbak Puan tidak akan terjadi di NKRI.
Sudah saatnya politisi menanamkan jiwa negarawan untuk membangun bangsa, negara, dan daerah ini. Maka untuk itu jadikanlah diri politisi menjadi sosok negarawan sejati. Politisi mulailah memiliki kemampuan yang sangat cemerlang dan jeli untuk kebenaran.
Lebih lanjut merupakan bakat yang terpadu dengan keberanian melawan arus dan bertekad melakukan perubahan dan pembahruan struktural dan kulturan demi bangsa dan negara yang jaya.
Seorang negarawan berusaha memasuki hal-hal baru secara total, memilih menjadi pelopor atau pionir, dan karena yang dikemukakan adalah hal yang total baru, maka konsep yang di kemukakan menjadi mengejutkan dan meragukan pihak-pihak yang masih berpikir dalam pola lama demi kemakmuran.
Sosok politisi negarawan adalah orang yang mendasarkan setiap perilakunya pada sebuah kebenaran yang hakiki, atau dengan kata lain, ia memiliki sudut pandang (Ideologi) tertentu dan ia konsisten untuk memegang teguh ideologi tersebut tanpa terjadi kegaduhan salah omong.
Tidak lupa beliau perlu memiliki suatu peradaban tertentu yang mampu mengangkat manusia dalam keadaan yang luhur, serta bentuk kehidupan tertinggi dan aspek pemikiran yang tertinggi yang dipadukan dengan nilai-nilai yang luhur dan ketentraman yang abadi demi rakyat yang damai.
Ketika berkomitmen menjadi politisi sejati dan negarawan maka beliau adalah seorang pemimpin yang kreatif, inovatif, bermental pemimpin, menyelesaikan permasalahan, serta bisa mengendalikan hubungan pribadi dan urusan umum, dan dapat membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat umum.
Tidak itu saja juga harus mampu untuk menawarkan harapan dan peluang nyata, solusi secara tuntas, serta reformasi atau revolusi total yang positif dan konstruktif, hingga menawarkan konsep dan aksi untuk menghentikan krisis besar yang melanda bangsanya.
Begitu banyaknya indikator sosok negarawan yang perlu dimiliki oleh politisi seperti dijelaskan diatas, maka satu kepribadian yang terpenting adalah Ia memiliki integritas. Integritas adalah sebuah kematangan komitmen.
Dalam pengertian lain dikatakan bahwa integritas adalah suatu sifat yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan sebuah kewibawaan. Ia tidak akan bersembunyi dibalik kedok apapun. Justru ia akan menampilkan jati dirinya, salah satunya untuk menciptakan citra baik untuk negaranya.
Penulis memaparkan hal-hal diatas agar sosok politisi bisa menjadi seorang negarawan. Agar tidak menjadi pecundang yang hanya mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan lalu merusak tata bermasyarakat, bernegara yang telah ada dibawah nilai Pancasila. Apalagi sosok politisi itu sudah menjadi pejabat negara yang jadi contoh dan tauladan untuk semua.
Dengan adanya ILC tadi malam, harapan dan doa bersama kedepannya tidak adalagi politisi, yang membuat gaduh suasana karena tidak memiliki jiwa negarawan. Penutup tulisan ini mari sama-sama bangun jiwa negarawan bagi yang terlibat didunia politik demi keutuhan NKRI[*].
Penulis: Bagindo Yohanes Wempi
Editor: Rinnov