SUMBAR-Subhanallah walhamdulillah..akhir-akhir saya begitu merasa bahagia dan merasa kaya. Sepertinya Tuhan sedang mengirim para malaikatnya untuk membantu perjuangan saya dalam mewujudkan Indonesia sebagai Green Tourism Destination dan menjadi solusi pariwisata dunia. Apalagi untuk masa pandemik.
Memang saya akui semenjak pandemik ini dunia pariwisata yang saya geluti seperti mati suri dan bahkan saya hampir kehilangan segalanya.
Ketika tahun 2018 saya mulai sehat dan mulai berbisnis secara profesional lagi setelah hampir sekitar 7 tahun diam karena kondisi kesehatan, pada tahun 2019 saya mulai promosi besar-besaran. Bahkan ketika zaman Arif Yahya jadi mentri pariwisata saya diminta ikut dalam mempromosikan Indonesia di event-event pariwisata besar Eropah dan Asia !
Dan yang luar biasanya lagi ketika promosi diberbagai negara di Eropa dan Asia banyak sekali top-top operator yang ingin bekerjasama bahkan sudah sign contract dan membuat schedule kedatangan ke Indonesia. Dan bahkan ada yang sudah bayar deposit. Tapi tiba-tiba pandemi datang dan menyuruh saya untuk tetap bersabar sampai menunggu waktunya tiba.
Tapi alhamdulillah semangat mulai berkobar lagi ketika team dari kemenparekraf Mei lalu mulai mengundang saya kembali untuk jadi pembicara di Safari Inn Bogor untuk para praktisi parawisata di Jawa Barat.
Dan energi jadi bertambah ketika pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih Sumbar yang baru mulai memberikan perhatian khusus buat saya.
Minggu lalu wakil gubernur Sumbar Audy Joynaldi mengundang saya langsung kerumah pribadinya karena beliau sangat tertarik dengan ide anak nelayan Sungai Pinang yang tergabung dalam Cenari Foundation yang sedang memproduksi film pendek yang akan diikutkan dalam Festival Film Independen di Perancis. Dan beliau lebih mengapresiasi dengan gagasan anak-anak tersebut melakukan promosi pariwisata dengan cara yang unik Ngamen Film di Eropa !
Dan berjanji akan membantu.
Dan energi saya lebih bertambah lagi melihat tindakan dari gubernur Sumbar Mahyeldi menelpon saya 4 hari yang lalu dan melihatkan keseriusannya dengan mengajak dan meminta saya langsung untuk membantu pengembangan kepariwisataan diSumbar. Dan yang lebih membuat saya terharu lagi ketika Mahyeldi 10 Juni lalu beliau menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya dengan menelpon saya subuh dinihari dan mengingatkan saya kembali untuk membantu beliau dalam pariwisata. Ondeh !
Para guru besar ingin berkontribusi untuk Green Tourism Institute !
Minggu lalu saya mendapat pesan melalui WA dari seorang dosen dari salah seorang dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang merasa terinspirasi melalui paparan saya tentang Green Tourism dalam sebuah webinar untuk Minangkabau Diaspora Network (MDN) yang waktu itu dipandu oleh Prof. Fasli Jalal.
Dan beliau sangat tertarik untuk mengikuti pelatihan yang kami adakan di Kampoeng Inspirasi - Sungai Pinang. Dan yang luar biasa lagi beliau minta kelas khusus untuk tanggal 14-15 Juli ini. Selama 2 hari private !
Dan yang membuat saya sedikit kaget ternyata beliau Prof. Erdawati seorang guru besar kimia lingkungan. Karena sekitar 2 bulan yang lalu saya berdoa untuk ditemukan dengan seorang ahli kimia lingkungan untuk mendukung ide saya tentang destinasi wisata yang menyehatkan dengan Forest Healing dan Oceanic Healing. Ondeh doa saya seperti dikabulkan !
Dengan adik-adik yang kami bina diBukit Lawang - Sumut, Sabarata Bangun yang cuma tamat SD akhirnya bisa menghasilkan destinasi ecobrick terbesar didunia versi Jakarta Post untuk mengurangi sampah plastik.
Jadi teringat cerita ketika saya diminta langsung oleh Prof. Taty Syamsudin untuk memberi kuliah umum untuk program master di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati STIH - ITB Bandung. Karena beliau sangat terinspirasi setelah mendengar paparan saya tentang Green Tourism di Konferensi Ahli Burung Internasional untuk para guru besar biologi.
Waktu saya bicara dikampus kebanggaan orang Bandung tersebut dan didepan para ahli biologi 5 bulan sebelum pandemik saya justru bicara bagaimana membuat sebuah destinasi yang menyehatkan dengan metode Forest Healing dan Oceanic Healing. Yang seharusnya kalau mentri pariwisata yang baru arif ini akan menjadi solusi saat pandemik ini !
Salah seorang peserta Prof. Hikmat Ramdan yang juga ternyata penulis buku Forest Healing merasa menjadi tertantang setelah mendapat pencerahan dari saya.
Setelah acara beliau langsung terbang ke Padang dan mendalami tentang Green Tourism.
Alhamdulillah beliau sekarang sedang mengembangkan sebuah destinasi Forest Healing di Jawa Barat yang akan menjadi role model untuk Indonesia.
Dalam skenario saya insyaallah setelah Prof. Erdawati mendalami tentang Green Tourism beliau akan membawa hal baru untuk kepariwisataan Indonesia ; Chemisttourism !
Terima kasih Prof. Erdawati
Terima kasih Prof. Hikmat Ramdan
Terima kasih pak Mahyeldi
Terima kasih pak Audy
Yang telah membantu kami !
Semoga kita bersama bisa mewujudkan Indonesia sebagai Green Tourism Destination dan menjadi solusi pariwisata dunia !
Thanks for being a Green Friend of Indonesia !
Ridwan Tulus
www.sumatraandbeyond.co
International Green Tour Operator
Support for greentourisminstitute.org