“Saya mengikuti kabar bagaimana Nabil memainkan si kulit bundar di dalam ajang Piala AFF U-16, hattrick ke gawang Singapura, menyumbang gol kemenangan melawan Vietnam, dan gol penalti paling akhir tadi malam kala melawan Myanmar, Nabil terhitung jadi top scorer, luar biasa,” kata Riza kepada media, Kamis (11/8).
Berdasarkan data yang diperoleh media dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh, Nabil merupakan jebolan dari SSB Arafah, sekolah sebak bola di bawah binaan Pemerintah Kota Payakumbuh yang setiap tahun dianggarkan pembinaannya di dinas.
Kesuksesan Nabil diraihnya melalui tahapan yang cukup panjang. Bermain di ajang Danone regional dan tingkat nasional, hingga piala Soeratin U-15 Sumbar dan Nasional. Terakhir, kala Pelatih Timnas Bima Sakti memanggil pemain U-16 dari Sumbar melalui Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Padang, Pemko Payakumbuh merekomendasikan Nabil melalui surat dari Disparpora.
Riza menyebut, bersama dengan Nabil sukses main di Timnas U-16 udah jadi pahlawan bagi Indonesia. Pada Senin (8/8), Riza bersama dengan ASN Pemko Payakumbuh bandoncek menopang biaya keberangkatan orang tua Nabil untuk menyaksikan langsung sang anak bertanding di Final.
“Saya titip salam ke Nabil. Saya terhitung menerima kasih kepada kawan-kawan di Pemda atas bantuan kepada keluarga Nabil,” tuturnya.
Giat Bangun Sarana Olahraga
Nabil adalah satu dari sekian banyak atlet yang sukses dicetak oleh Kota Payakumbuh, ini pula lah yang menurut Riza membuatnya sebagai kepala tempat giat membangun fasilitas dan prasarana olahraga di Kota Randang.
Saat ini, kata Riza, geliat iven olah raga konsisten kelihatan di Kota Payakumbuh, baik iven yang digelar masyarakat, maupun yang dijalankan pemerintah daerah. Contohnya saja pertandingan basket di Gedung Olahraga Type B Tanjuang Pauh di tepian Batang Agam.
Iven basket ini tak cuma diikuti oleh tim basket se Sumatera Barat, tapi terhitung dari Riau dan Jambi. Bahkan, saking tingginya animo, panitia penyelenggara perlu halangi kuantitas tim yang sanggup difasilitasi bertanding.
“Kita tak sanggup sebab peminatnya amat banyak, tapi bersama dengan animo positif ini tentu mengakibatkan kami tertantang untuk sanggup menggelar iven yang lebih besar supaya sanggup memfasilitasi semuanya,” kata Riza.
Selain itu, Riza optimis bersama dengan memfasilitasi setiap cabor untuk punyai arena bermain dan berlatih, Kota Payakumbuh jadi mantap untuk mencetak bibit-bibit atlet yang siap bersaing di kancah nasional dan internasional.
Ada Payakumbuh Bugar di Padang Kaduduak yang punyai lapangan futsal, voli, basket, dan trek lari.
Di kawasan Batang Agam udah ada GOR Type B di Tanjung Pauh yang sanggup memfasilitasi 4 lapangan bulutangkis, 1 lapangan bola basket, 2 lapangan bola voli, 4 lapangan sepak takraw, dan 1 tenis lapangan. Lalu terhitung ada arena skatepark dan fitnees outdoor.
Kemudian, pada tahun 2021 Kota Payakumbuh udah punyai lapangan sepak bola berstandar nasional di tepian Batang Agam.
Riza terhitung memberitakan pada tahun 2022 ini bakal dibangun arena sepatu roda di Kawasan Batang Agam dan pada tahun 2023 lapangan mini soccer untuk arena bermain sepak bola anak-anak SSB, tempat mencetak bibit atlet seperti Muhammad Nabil Asyura.
Kemudian, bakal ada pembangunan stadion atau tribun lapangan Sepak Bola Tanjung Pauh.
“Kita terhitung bakal bikin fasilitas olahraga Payakumbuh Bugar II di Kelurahan Talang untuk warga Payakumbuh Barat dan Latina khususnya,” tambah Riza.
“Saya inginkan supaya ada atlet yang sanggup bertanding ke PON bahkan olimpiade, supaya nama Kota Payakumbuh jadi harum di mata dunia,” pungkas politikus PKS itu. (MS)
Lima Puluh Kota — Kabupaten Lima Puluh Kota komit untuk mempercepat kinerja penurunan angka stunting. Strateginya adalah menyatukan segenap potensi sumber daya daerah dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lima Puluh Kota. Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo meminta TPPS berkerja maksimal untuk mempercepat penurunan prevalensi balita stunting sebesar 28,2% pada 2021 menuju 14% sesuai target nasional pada 2024.
“Besaran angka stunting akan berpengaruh kepada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah, IPM Lima Puluh Kota 69,47 persen, di bawah rata-rata provinsi Sumatera Barat sebesar 72,38 persen. IPM daerah kita pada tahun 2020 berada di urutan 13 dari 18 kabupaten/kota yang ada di Sumbar. Untuk itu, TPPS diharapkan bisa bekerja maksimal,” pinta Safaruddin.
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, sehingga tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu panjang. Permintaan percepatan penurunan angkat Stunting itu disampaikan Safarudddin ketikan mengukuhkan TPPS Lima Puluh Kota di Aula Kantor Bupati Lima Puluh Kota di Sarilamak, Kamis, (11/08/22).
Pengukuhan yang sejalan dengan Rembuk Stunting 2022 dihadiri oleh Sekretaris Daerah Widya Putra, Kepala Kantor Kemenag Lima Puluh Kota Irwan, Ketua TP PKK Nevi Safaruddin, unsur Forkopimda, Kepala Perangkat Daerah serta seluruh Wali Nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penetapan TPPS Lima Puluh Kota yang berdasarkan surat keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 444/80/BUP-LK/III Tahun 2022 menetapkan Wakil Bupati Lima Puluh Kota Rizki Kurniawan Nakasri sebagai Ketua Tim Pelaksana, serta Sekretaris Daerah Widya Putra, Ketua TP PKK Nevi Safaruddin, Asisten I Herman Azmar, Asisten II Fitma Indrayani, dan Kepala Bapelitbang Gusdian Laora sebagai Wakil Ketua.
Di bagian lain dari sambutannya Safaruddin mengatakan, Kabupaten Lima Puluh Kota memasuki tahun ketiga sebagai lokus penurunan stunting. Sejalan dengan itu, IPM yang masih dibawah rata-rata provinsi Sumbar, hendaknya juga jadi perhatian TPPS karena erat kaitannya dengan kinerja penurunan angka stunting. Atas dasar itu, Safaruddin berharap TPPS mampu mengkoordinasikan dan memastikan pelaksanaan percepatan stunting demi mencapai target prevelensi nasional dibawah 14 persen, serta dapat membantu peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Lima Puluh Kota yang saat ini masih di angka 69,47 persen.
“Guna mendukung upaya percepatan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota dibutuhkan inovasi, kolaborasi dan sinergi antara perangkat daerah, instansi vertikal, Akademisi, Dunia Usaha, Perantau, LSM, Organisasi Masyarakat, Wali Nagari dan yang tidak kalah pentingnya adalah peran PKK” tegas Safaruddin.
Pada bagian lain sambutannya Safaruddin memaparkan, dibutuhkan konvergensi stunting di tingkat Nagari serta ketepatan program dan pengalokasian anggaran intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Lebih jauh Beliau juga menyampaikan, dibutuhkan peran aktif perangkat daerah dalam mendukung mendukung upaya tersebut.
“Sebagai contoh Dinas PUPR berperan terhadap ketersediaan sanitasi dan air bersih, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait dengan integrasi data, begitu juga dengan peran Perangkat Daerah lainnya harus mengambil peran untuk mencegah dan menurunkan angka stunting tersebut,” ulas Safaruddin.
Di sisi lain, partisipasi aktif Nagari dalam upaya konvergensi stunting di wilayah masing-masing. “Sesuai dengan Perbup No.25 tahun 2020, kami berharap Wali Nagari turut menganggarkan dana desa dan berinovasi dalam penurunan angka stunting di wilayah Nagari,” harap Safaruddin.
Selanjutnya ia menegaskan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota bertanggung jawab untuk menyelamatkan 1974 generasi penerus Kabupaten Lima Puluh Kota yang mengalami Stunting sesuai dengan misi pertama meningkatkan sumber daya manusia yang berbudaya dan berdaya saing berlandaskan keimanan.
Dalam rangkaian kegiatan Rembuk Stunting tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota melalui Dinas Kesehatan dan DPPKBP3A dengan Kemenag Lima Puluh Kota serta pemberian penghargaan kepada Walinagari inovatif, diantaranya Nagari Baruah Gunuang, Sungai Naniang, Tanjuang Bungo, Pangkalan, dan Sialang. (FS)
MaklumatNews Sumbar - Polda Sumatera Barat (Sumbar) dan jajaran, kurun waktu 10 hari selama Agustus 2022 ini telah berhasil mengungkap belasan kasus perjudian.
"Sejak tanggal 1-10 Agustus 2022 ada 18 kasus judi yang berhasil diungkap oleh Polda dan Polres," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan, S.Ik, Rabu (10/8) siang.
Pengungkapan judi tersebut dilakukan oleh Ditreskrimum Polda Sumbar 1 kasus, Polres Pasaman Barat 2 kasus, Polres Dharmasraya 1 kasus, Polres Padang Pariaman 2 kasus, Polres Pesisir Selatan 1 kasus, Polres Bukittinggi 1 kasus, Polres Pasaman 3 kasus, Polres Padang Panjang 1 kasus, Polres Solok Kota 1 kasus, Polres Solok Selatan 1 kasus, Polres Pariaman 3 kasus, dan Sawahlunto 1 kasus.
Ia menjelaskan, 18 kasus judi yang berhasil diungkap ini pada umumnya merupakan kasus judi jenis togel (toto gelap).
"Ini bentuk komitmen Polri dan bapak Kapolda Sumbar dalam memberantas penyakit masyarakat, diantaranya judi yang meresahkan masyarakat," ujarnya.
Untuk itu sebut Kombes Pol Dwi Sulistyawan, pihaknya sangat berharap peran serta masyarakat dalam memberantas praktik judi ini, khususnya di wilayah Provinsi Sumbar.
"Jika ada informasi (judi) segera informasikan kepada kami, akan kami tindak lanjuti," ungkapnya.(*)
Sebagai kepala tempat yang pelaku industri rendangnya dapat mengekspor produk ke pasar internasional, Wali Kota Riza Falepi di hadapan menteri dan kepala tempat lain yang datang memaparkan bagaimana Pemerintah Kota Payakumbuh dapat menyediakan dapur memasak rendang yang udah bersertifikat ISO 22000 dan berstandar ekspor, Sentra IKM Randang.
Bahkan, Riza Falepi mendapat banyak pertanyaan berasal dari moderator dan hadirin bagaimana suksesnya Kota Payakumbuh dapat memasarkan produk kuliner kebanggaan orang minangkabau ke kancah internasional.
“Saya bahkan dapat memberikan uneg-uneg langsung kepada kementerian berkaitan apa yang tetap tidak cukup di Sentra IKM Rendang Kota Payakumbuh,” kata Riza kepada sarana usai menghadiri acara tersebut.
Riza mengakui, sejak awal sesungguhnya pelaku industri rendang di Kota Payakumbuh udah bergeliat, namun baru dapat memasok untuk pasar lokal. Riza mengaku pihaknya berupaya produk rendang mereka dapat di jual ke pasar yang lebih besar, yakni ke luar negeri, bermakna pelaku IKM naik kelas.
“Kita menangkap kesempatan berasal dari kementerian dengan dana alokasi spesifik untuk membangun sentra IKM berserta dapur yang representatif. Alhamdulillah segala prosesnya udah terjadi sampai kini Kota Payakumbuh menjadi perumpamaan baik, banyak pemda dan instansi lain studi ke Sentra IKM Rendang,” paparnya.
Riza menyebut, keberadaan Sentra IKM Rendang terhubung kesempatan bagi IKM rendang untuk tetap bermunculan, Pemko Payakumbuh buat persiapan tempat mengolah berkualitas, produknya dapat diterima pasar nasional dan internasional dengan standar yang tinggi.
“Sentra IKM Rendang udah dapat menunaikan itu. Kami harap semoga lebih banyak warga Payakumbuh yang sukses menjadi entrepreneur rendang dan go internasional. Selamat berjuang semoga lebih maju, pemda berasal dari segi mana dapat membantu, akan berupaya membantu baik mencarikan modal berasal dari pusat, dan permodalan berasal dari perbankan,” kata Riza.
Ide brilian sarana dapur rendang berstandar ekspor ini, kata Riza, tak terlepas berasal dari kakok tangan Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh Henny Yusnita Riza Falepi dengan dukungan pelaku IKM lainnya yang udah berjasa.
“Mereka adalah orang-orang berjasa mendorong percepatan kemajuan industri rendang di Kota Payakumbuh,” tukuknya.
Di akhir wawancara, Riza terhitung memberikan dengan mengadaptasi pengembangan usaha UMKM rendang, dia memproyeksikan terdapatnya sebuah style baru pengembangan UMKM. Kota Payakumbuh punyai banyak produk yang dapat dipasarkan ke luar negeri seperti olahan makanan ringan.
“Bisa pula kami menyebabkan dapur matang keripik singkong supaya dapat berkompetisi dengan pringles dan chitato. Produk keripik ini permintaan terlalu banyak untuk dikirim ke Amerika dan Eropa. Kita berbicara ekspor yang banyaknya ukuran kontainer. Inilah tantangan UMKM go internasional, kami tinggal carikan alat mengolah yang bagus,” pungkasnya. (MS)