Mengukir Masa Depan Aman: Pengembangan Kurikulum Mitigasi Kebencanaan di Kota Payakumbuh
Payakumbuh – Dinas Pendidikan Payakumbuh, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, telah berhasil mengimplementasikan kurikulum mitigasi kebencanaan dalam program Rencana Aksi Nasional (RAN). Kota Payakumbuh termasuk dalam 12 kabupaten/kota yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk berpartisipasi dalam penyusunan kurikulum ini.
Dasril, yang menyampaikan laporan acara bimbingan teknis (Bimtek) pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum merdeka (IKM) telah mencapai 100% pada tahun pembelajaran 2022/2023 di kota Payakumbuh. Bimtek ini, yang berlangsung selama tiga hari, melibatkan tim kelompok sebanyak 15 orang yang akan menyusun program mitigasi kebencanaan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, dan Kesetaraan.
Kurikulum mitigasi kebencanaan tahun ini memiliki tema “Penanganan Banjir” dan akan terdiri dari empat sesi, dua di antaranya diadakan di kota Payakumbuh dan dua sisanya di Jakarta. Kegiatan ini didukung penuh oleh pemerintah pusat, dan diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan di kota Payakumbuh.
Plh. Walikota Payakumbuh, Rida Ananda, menekankan pentingnya diversifikasi kurikulum berdasarkan potensi daerah, karakteristik siswa, kebutuhan masyarakat, dan daerah. Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai sekolah model pengembangan diversifikasi kurikulum Kebencanaan Banjir, meskipun banjir jarang terjadi di sana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang pencegahan dan penanggulangan banjir kepada semua pihak terkait dalam dunia pendidikan.
Rida juga mengajak tim pengembang kurikulum (TPK) untuk berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti perguruan tinggi, LPMP, dewan pendidikan, DPRD, LSM, tokoh masyarakat, Komite Sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, budayawan, dan lainnya. Selain itu, ia menekankan perlunya mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pengembangan diversifikasi kurikulum.
Pada kesempatan tersebut, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan Assesmen Pendidikan (BSKAP), Dr. Zulfikri Anas, M. Ed, menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan penyusunan kurikulum mitigasi kebencanaan ini adalah untuk menguatkan karakter anak-anak dan mengajarkan mereka tentang resiko bencana yang ada di sekitar mereka. Dia berharap bahwa dengan kurikulum ini, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang peka dan peduli terhadap sesama dan lingkungan.
Semua pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum Kebencanaan Banjir ini berharap agar program RAN dapat diimplementasikan secara efektif dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. (Rel/FS)