Latest Post



Direktur Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Anang Muchlis, Sp. PSDA bersama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, ST, MM, melakukan kunjungan kerja dengan meninjau langsung Instalasi Pengolahan Air kapasitas 500 l/d milik Perumda Air Minum Kota Padang di Gunung Pangilun. Kunjungan kerja ini terkait usulan Rehabilitasi IPA Gunung Pangilun akibat gempa tahun 2009 silam (18/4/24).

Kehadiran Direktur Air Minum Kementerian PUPR bersama Kepala BPPW Prov. Sumbar dan rombongan ini, diterima langsung oleh Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, S. Sos, MM, didampingi Direktur Teknik, Andri Satria, ST, MT dan Manager Produksi Redy Fikarlo, ST serta Manager Perencanaan Dessy Trianita, ST.

Sebelum melaksanakan kunjungan ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) Gunung Pangilun, seluruh rombongan terlebih dahulu melaksanakan Rapat Koordinasi terkait pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kantor Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Sumatera Barat.

Seperti diketahui, pasca gempa tahun 2009 lalu, IPA Gunung Pangilun merupakan salah satu IPA milik Perumda Air Minum Kota Padang yang mengalami dampak cukup parah. Hingga saat ini perbaikan infrastuktur pada IPA belum bisa dilakukan secara optimal, mengingat IPA Gunung Pangilun yang berkapasitas 500 l/d ini merupakan penyuplai utama air bersih untuk kawasan Pusat Kota Padang. Ada sekitar 39 ribu pelanggan yang akan terdampak jika perbaikan dilakukan secara menyeluruh.(**)

Hadiri Silaturahmi di Galogandang, Bupati Eka Putra Sampaikan Apresiasi
Rambatan, Maklumatnews - "Saya pribadi dan atas nama Pemerintah Daerah sangat mendukung kegiatan kemasyarakatan seperti ini karena melalui kegiatan ini mampu menjadi wadah pelestarian tradisi dan juga mempererat silaturahmi antar sesama masyarakat".  

Hal itu disampaikan bupati Eka Putra dihadapan ratusan masyarakat jorong Galogandang nagari III Koto kecamatan Rambatan yang memadati Surau Al Munawarah dalam kegiatan silaturahmi sekaligus ziarah warga Pasukuan 5 Paruik, Senin (15/4)."

"Atas nama keluarga dan Pemda, Saya juga mengucapkan selamat Idul Fitri kepada masyarakat dan perantau yang pulang kampung, dan mendoakan perantau yang nantinya balik akan semakin sukses di perantauan," sampainya. 

Menanggapi permintaan masyarakat melalui Wali Nagari untuk membantu pembangunan surau, Bupati Eka Putra mengatakan akan membantu namun tentunya harus memenuhi persyaratan administrasi. 

"Insya Allah kita bantu, siapkan persyaratan administrasinya terlebih dahulu, terutama proposal dari surau ini," tukasnya. 

Sebelumnya, Wali Nagari III Koto Willy Adha menyampaikan ucapan dan ungkapan terima kasih kepada Bupati bersama rombongan yang telah memenuhi undangan masyarakat. 

"Terima kasih pak Bupati, di tengah kesibukan memimpin Tanah Datar menyempatkan hadir di sini, tentu ini menjadi kebanggaan dan kebahagian tersendiri bagi kami," sampainya. 

Disampaikan Willy, kegiatan silaturahmi dan ziarah pasukuan 5 paruik ini rutin dilaksanakan, namun khusus di Surau Al Munawarah baru kembali dilaksanakan. 

"Alhamdulillah, ramadhan tahun ini surau Al Munawarah sudah melaksanakan ibadah shalat tarawih. Dan kemudian disepakati untuk menggelar kembali acara ini. Terima kasih kehadiran pak Eka, dukungan perantau dan tokoh serta masyarakat sehingga kegiatan berjalan sukses," ujarnya. 

Diungkapkan Willy lagi, perhatian Bupati terhadap Nagari III Koto sangat luar biasa, karena cukup banyak kegiatan dan bantuan yang disalurkan. 

"Semenjak Bupati pak Eka, banyak bantuan yang diberikan, baik pembangunan jembatan, balai adat, bantuan masjid dan lainnya. Terima kasih pak, semoga akan terus berlanjut dan meningkat di tahun-tahun mendatang, Insya Allah kami akan mendukung Program yang dilakukan," pungkasnya.

Hadir bersama Bupati Eka Putra hari itu Kabag Prokopim Dedi Tri Widono, Camat Rambatan Roza Melfita beserta Forkopimca menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan itu.  (Pinos/rls)

 


JAKARTA – Indonesia memastikan akan mengirim wakil pada semua
sektor cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024. Walaupun pertandingan
Badminton Asia Championship (BAC) 2024 masih berlangsung di Ningbo, Tiongkok,
namun perolehan poin dan peringkat atlet-atlet Indonesia sampai saat ini telah
mengamankan tiket mereka ke perhelatan olahraga terbesar sejagat tersebut.

Indonesia akan diwakili Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra,
Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di
ganda putra, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri, dan Rinov
Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di ganda campuran.

Ketua Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI M. Fadil Imran mengatakan,
“Alhamdulillah, kita telah mencapai satu tonggak penting dalam perjalanan menuju
Olimpiade. Ini adalah buah ketekunan menjalankan proses dari para atlet, pelatih,
official, dan tim pendukung. Capaian ini juga merupakan hasil strategi yang jitu dalam
menyusun peta jalan atlet dalam mengikuti berbagai turnamen sepanjang tahun ini. Ini
adalah hasil kerja kolektif.”

Bulu tangkis menyusul sejumlah cabang olahraga Indonesia lain yang telah
memastikan keikutsertaan mereka dalam Olimpiade tahun ini, yakni panahan, senam
artistik, menembak, panjat tebing, selancar, angkat besi, dan atletik.

Fadil menambahkan, setelah mengamankan kualifikasi di Olimpiade, atlet-atlet
bulutangkis masih harus berjuang untuk memperbaiki seeded atau posisi unggulan
yang menguntungkan. Ini yang akan dikejar di ajang BAC yang tengah berlangsung,
Thomas & Uber Cup, hingga Indonesia Open pada awal Juni mendatang.

“Ini juga butuh strategi yang jitu serta kesiapan para atlet. Semoga kepastian tiket ini
memberi semangat baru bagi para atlet dan seluruh tim,” ujar Fadil. Di Paris nanti akan ada total 172 atlet bertarung di lima sektor bulu tangkis. Pada
Olimpiade Tokyo 2020 yang dilaksanakan dalam suasana pandemi Covid-19, Indonesia
membawa pulang medali emas ganda putri yang dimenangkan Greysia Polii/Apriani
Rahayu dan medali perunggu tunggal putra yang diperoleh Anthony Sinisuka Ginting.

“Saya mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam persiapan Olimpiade ini karena
telah bergerak dalam satu visi, satu semangat, memberikan yang terbaik untuk Merah
Putih. Terima kasih juga kepada seluruh masyarakat Indonesia yang terus memberikan
doa, dukungan, kritik, dan saran kepada kami,” kata Fadil.




Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi menggelar "open house" Idul Fitri 1445 Hijriah di Istana Gubernuran untuk bersilaturahim dengan masyarakat dan perantau yang pulang kampung.

"Dalam momentum Lebaran ini kita menyambut masyarakat dan para perantau yang pulang kampung untuk bersilaturahim," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Rabu.

Ia menyebut pemimpin harus dekat dengan masyarakat untuk memahami persoalan yang terjadi sebagai salah satu pertimbangan untuk mengambil kebijakan.

Khusus untuk Sumbar, selain masyarakat yang tinggal di kampung halaman, juga ada perantau yang jumlahnya luar biasa. Jika dihitung jumlahnya dengan keturunan dan anggota keluarga di perantauan, jumlahnya disinyalir lebih banyak dari penduduk Sumbar.

Mahyeldi menyebut merantau adalah budaya orang Minangkabau yang masih lestari hingga saat ini. Selain mencari penghidupan, tradisi merantau juga dimaksudkan untuk menuntut ilmu dan memperkaya pengalaman yang nantinya bisa menjadi modal untuk membangun kampung halaman.

"Perantau adalah potensi besar yang dimiliki Sumbar. Jika sinergi antara kampung dan rantau terjaga, maka Sumbar bisa lebih sejahtera," ujarnya.

Sementara itu Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Sumbar, Mursalim, mengatakan agenda "open house" itu digelar untuk masyarakat umum, perantau, tokoh masyarakat hingga pejabat.

"Semua datang bersamaan saling bersilaturahim. Tidak ada pembagian waktu khusus, semuanya sama," katanya.

Selain di kediaman gubernur, "open house" juga diselenggarakan di kediaman wakil gubernur dan sekda pada waktu bersamaan.

"Ini adalah waktu bagi masyarakat dan perantau untuk bertemu para pemimpinnya," kata dia.

Sikapi Kondisi Cuaca, Bupati Eka Putra Apel Bersama Satgas PB Nagari
Tanah Datar, Maklumatnews - "Kita semua tahu, beberapa belakangan ini cuaca ekstrem menyelimuti seluruh wilayah Kabupaten Tanah Datar ditambah lagi erupsi gunung Marapi yang sejak Desember kemarin belum mengalami tanda-tanda akan berhenti".

Hal itu dikatakan Bupati Tanah Datar Eka Putra ketika laksanakan apel pagi bersama seluruh anggota Satgas Penanggulangan Bencana (Satgas PB) nagari serta relawan se kecamatan Lintau Buo Utara di halaman kantor camat setempat, Kamis H+2 Idul Fitri 1445 H (11/4). 

"Untuk itu, saya minta kepada seluruh Satgas PB Nagari dan relawan se Tanah Datar senantiasa meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan yang terbaik dan berikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, terutama kepada para perantau kita yang saat ini sedang berada di kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama sanak keluarga". 

Lebih jauh, Bupati Eka Putra juga mengimbau agar seluruh anggota Satgas PB Nagari selalu stanby dan melaporkan situasi terkini yang terjadi di nagari masing-masing. 

"Saat ini, Pemerintah Daerah telah menetapkan sebagai daerah tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitang sejak tanggal 8 April 2024 kemarin, terkait hal ini  diminta kepada BPBD, Satgas PB Nagari, relawan dan instansi terkait untuk tetap on call, jangan sampai ketika terjadi bencana komunikasi terputus," tegasnya. 

Diakhir arahannya, Bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja keras seluruh Satgas PB Nagari, relawan, BPBD dan instansi terkait lainnya selama ini. 

"Pemerintah Daerah tentunya tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari semua pihak, untuk itu selalu jaga kesehatan dan utamakan keselamatan sebelum memberikan pertolongan kepada orang lain," pungkasnya.

Aoel bersama Satgas PB kalu ini bupati didampingi camat Lintau Buo Utara Edo Fachrizal, Kepala Bidang PSDA Dinas PUPR dan Wali Nagari se Kecamatan Lintau Buo Utara.  (Pinos/rls).




Banyak orang yang sukses karena niat untuk membahagiakan ibunya, juga atas doa ibu. Salah satu kisah tersebut ialah kisah Epyardi Asda, yang kini menjabat sebagai Bupati Solok. 

Epyardi yang dikenal publik sekarang ini ialah orang yang sukses. Barangkali belum banyak orang yang tahu bahwa dulu ia dan keluarganya termasuk kalangan yang susah. 

“Saya anak petani miskin. Bapak saya hanya kusir bendi. Ibu saya pedagang beras keliling. Kami 12 orang bersaudara. Meninggal 4 karena busung lapar. Kalau saya ingat itu, saya jadi sedih. Ibu saya berdagang ke mana-mana,” kata Epyardi menceritakan kisah hidupnya sebagaimana dikutip dari siaran berjudul “Wisuda Periode 132 Universitas Negeri Padang, 27 September 2023” di akun UNP TV. Ia menyampaikan cerita itu di hadapan ribuan wisudawan di Universitas Negeri Padang (UNP). 

Karena melihat kondisi keluarganya, Epyardi berniat untuk melakukan sesuatu bagi orang tuanya. Pada 1985, setelah diwisuda, ia berangkat meninggalkan kampung halamannya untuk merantau ke Singapura dengan uang pinjaman. Saat itu ia merupakan anak buah kapal. Ia naik kapal ikan menuju Singapura. Dari Sumatera Barat ia pergi ke Tanjung Pinang, lalu menumpang dengan kapal ikan sampai ke Batam.  

“Di Batam saya urus bebas fiskal karena saya tidak punya uang sama sekali. Hanya dipinjami uang untuk sekadar hidup. Sampai di Singapura, saya berkeliling ke mana-mana. Alhamdulillah karena berkat rahmat Allah, karena niat saya ingin membantu ibu saya, mambangkik batang tarandam, menjadikan keluarga saya terhormat, Allah mempermudah. Akhirnya saya dapat pekerjaan,” tutur Epyardi.

Setelah mendapatkan pekerjaan, Epyardi menelepon orang yang ia pinjami uang untuk berangkat ke Singapura. Ia memberi tahu orang tersebut bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan, tetapi gaji pertamanya ia gunakan bukan untuk membayar utang, melainkan ia serahkan seluruhnya kepada ibunya. Orang tersebut setuju dengan permintaan Epyardi. Pada bulan kedua ia bekerja, barulah ia membayar utang.  

“Bulan ketiga saya buatkan sesuatu untuk orang tua saya. Akhirnya alhamdulillah, berkat rahmat Allah, semuanya saya lalui. Singkat cerita, saya bisa seperti ini karena apa? Karena niat saya untuk menyenangkan hati ibu saya. Karena ibu adalah salah satu makhluk yang sangat diagungkan, bahkan menurut sabda Rasulullah, selain kepada Allah kepada siapa kita berbakti, ibumu, ibumu, ibumu,” ucap Epyardi. 

Kepada para wisudawan ia berpesan agar meniatkan segala sesuatu yang dilakukan untuk menyenangkan hati ibu. Dengan begitu, insyaallah semua langkah akan dipermudah oleh Allah. 

“Lakukan sesuatu. Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Niatkan untuk membantu orang tua, jangan untuk membantu diri sendiri. Insyaallah, dengan niat seperti itu, saya yakin Allah akan mempermudah semua langkah adik-adik semuanya,” kata Epyardi disambut oleh gemuruh tepuk tangan para wisudawan. 

Sabda Rasulullah yang disebut Epyardi tersebut merupakan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari nomor 5971 dan Muslim nomor 2548. Dari Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah, hadis tersebut berbunyi, “Seseorang datang kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Kemudian ayahmu’.”

Epyardi tampaknya tahu betul dengan sabda Rasulullah dan firman Allah tentang pentingnya berbuat baik kepada orang tua, terutama kepada ibu. Maka, sebagai anak laki-laki, yang bertanggung jawab seumur hidup terhadap ibu, selain kepada istri dan anak perempuan, Epyardi pergi merantau untuk bekerja dengan susah payah. Perantauan Epyardi pada akhirnya membuahkan hasil. Dari anak buah kapal, ia akhirnya menjadi kapten kapal, lalu menjadi pengusaha, anggota DPR RI, dan kini menjadi Bupati. Tentu saja semua itu tidak terlepas dari niat Epyardi untuk membahagiakan ibunya, juga atas doa sang ibu kepada Epyardi. 

Kisah lain tentang orang yang sukses dengan niat membahagiakan ibunya ialah kisah Basrizal Koto (Basko), pengusaha terkenal asal Pariaman, Sumatera Barat. Dalam akun Helmi Yahya Bicara dalam obrolan berjudul “Ini Baru Sultan! Tapi Simak Rahasia Suksesnya!”, Basko menceritakan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga mencapai kesuksesan. Seperti halnya Epyardi, Basko berasal dari keluarga miskin. Ayahnya buruh tani, sedangkan amaknya (ibu) menjadi pembantu di rumah orang kaya. Suatu ketika ayahnya merantau, tetapi tidak kembali sehingga amak Basko membesarkan anak-anaknya sendiri. 

Ketika kelas 5 SD, sepulang sekolah, Basko melihat amaknya (ibu) meminjam beras kepada salah satu dunsanaknya (kerabat) untuk makan adik-adik Basko. Amak Basko berkata bahwa ia hanya meminjam beras untuk sementara. Sebagai informasi, Basko pergi ke sekolah sambil menjual keripik ubi balado yang dibuat oleh amaknya, dan hasilnya nanti digunakan untuk membeli beras. Siang itu memang Basko sudah membeli beras setelah menjual keripik ubi. Akan tetapi, dunsanak amak Basko tersebut berkata bahwa ia punya beras namun tidak untuk dipinjamkan, karena beras yang dipinjam sebelum-sebelumnya belum dibayar. Amak Basko terus memohon untuk dipinjamkan beras, tetapi dunsanaknya itu malah menyuruh amak Basko dan anak-anaknya untuk memakan batu. Amak Basko menangis mendengar hal itu. Basko yang melihat peristiwa tersebut, bercucuran air mata karena iba melihat amaknya. 

Pada malam harinya Basko menyatakan niatnya berhenti bersekolah dan meminta izin kepada amaknya untuk pergi merantau ke Pekanbaru. Ia berjanji akan menjemput amak setelah tiga bulan merantau. Amak akhirnya mengizinkannya merantau dengan berpesan, jika Basko sukses, jangan lupa dunsanak, kampung halaman, dan amak. Tidak sampai tiga bulan bekerja sebagai kernet mobil di Pekanbaru, ia menjemput amak dan adik-adikya untuk tinggal di Pekanbaru. Ia menyewakan amak dan adik-adiknya rumah petak, lalu memberi amaknya modal untuk membuat goreng pisang, yang dijual oleh adik-adiknya di terminal.  

Singkat cerita, Basko akhirnya berhasil menjadi pengusaha setelah berganti-ganti pekerjaan. Padang ia punya antara lain, hotel dan mal. Ia juga membangun sekolah di kampungnya, Padang Pariaman. Ia tidak melupakan kampung halamannya sebagaimana pesan amaknya. Epyardi juga begitu. Ia membangun pesantren di Kabupaten Solok. Ia juga membuat objek wisata seperti Bukit Chinangkiak dan  Bukit Cambai. Kedua pengusaha sukses tersebut tidak melupakan kampung halaman mereka setelah sukses. 

Pesan yang dapat diambil dari kisah Epyardi dan Basko ialah bahwa ibu merupakan sumber keberuntungan anak. Di balik orang yang sukses, ada bakti kepada ibu. Di balik orang yang sukses,  ada doa ibu yang tak pernah putus. Maka jika ingin meraih kesuksesan, bahagiakan dan muliakanlah ibumu.

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.